Para peneliti kini telah mengembangkan semacam chip yang diimplankan pada retina mata yang memungkinkan pasien buta untuk melihat secara jelas bentuk suatu benda. Alat tersebut bisa digunakan secara rutin selama lima tahun.
Penyakt kebutaan (retinitis pigmentosa) dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana tidak berfungsinya reseptor cahaya pada mata yang mengurangi kemampuan seseorang untuk melihat. Retinitis pigmentosa berawal dari proses kemunduran progessif dari sel-sel pada retina mata yang menyebabkan kebutaan di malam hari, kemudian penglihatan menyempit dan biasanya langsung menjadi kebutaan permanen.
Implan diletakkan di bawah retina dan bekerja sebagai pengganti langsung reseptor-reseptor cahaya yang hilang. Karena bersifat internal, implant tersebut menggunakan kemampuan pengolahan citra alami mata yang melebihi tingkat deteksi cahaya untuk menghasilkan persepsi visual pada pasien yang stabil dengan mengikuti gerakan-gerakan mata pasien. Chip tersebbut bekerja dengan mengonversi cahaya yang masuk ke mata menjadi gelombang elektrik yang dimasukkan ke dalam saraf optic di belakang mata.
Penelitian terbaru tersebut berhasil membuat seorang kebangsaan Finlandia, Miika Terho (46), yang telah lama mengalami kebutaan dapat mengidentifikasikan dan menemukan benda yang diletakkan di atas meja di depannya, berjalan di sekitar ruangan dengan mandiri, mendekati orang-orang, membaca dan membedakan tujuh warna abu-abu.
Hasil penelitian dengan implant chip lebih memungkinkan pasien untuk mendeteksi objek dengan kedua matanya, jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang memasang implan di luar retina dan pasien menggunakan kamera eksternal dan unit prosesor.
Professor Eberhart Zrenner, kepala RS Mata Universitas Tuebingen, Jerman, dan kolegannya dari perusahaan Retina Implan Ag, menggambarkan hasil yang fenomenal tersebut akhirnya dapat mengubah kehidupan sampai 200.000 orang yang menderita retinitis pigmentosa kondisi mata degenerative di seluruh dunia.
Penyakt kebutaan (retinitis pigmentosa) dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana tidak berfungsinya reseptor cahaya pada mata yang mengurangi kemampuan seseorang untuk melihat. Retinitis pigmentosa berawal dari proses kemunduran progessif dari sel-sel pada retina mata yang menyebabkan kebutaan di malam hari, kemudian penglihatan menyempit dan biasanya langsung menjadi kebutaan permanen.
Implan diletakkan di bawah retina dan bekerja sebagai pengganti langsung reseptor-reseptor cahaya yang hilang. Karena bersifat internal, implant tersebut menggunakan kemampuan pengolahan citra alami mata yang melebihi tingkat deteksi cahaya untuk menghasilkan persepsi visual pada pasien yang stabil dengan mengikuti gerakan-gerakan mata pasien. Chip tersebbut bekerja dengan mengonversi cahaya yang masuk ke mata menjadi gelombang elektrik yang dimasukkan ke dalam saraf optic di belakang mata.
Penelitian terbaru tersebut berhasil membuat seorang kebangsaan Finlandia, Miika Terho (46), yang telah lama mengalami kebutaan dapat mengidentifikasikan dan menemukan benda yang diletakkan di atas meja di depannya, berjalan di sekitar ruangan dengan mandiri, mendekati orang-orang, membaca dan membedakan tujuh warna abu-abu.
Hasil penelitian dengan implant chip lebih memungkinkan pasien untuk mendeteksi objek dengan kedua matanya, jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang memasang implan di luar retina dan pasien menggunakan kamera eksternal dan unit prosesor.
Professor Eberhart Zrenner, kepala RS Mata Universitas Tuebingen, Jerman, dan kolegannya dari perusahaan Retina Implan Ag, menggambarkan hasil yang fenomenal tersebut akhirnya dapat mengubah kehidupan sampai 200.000 orang yang menderita retinitis pigmentosa kondisi mata degenerative di seluruh dunia.
2 komentar
Write komentarpenemuannya keren bgt, mantap pokoknya...!!!
Reply:D
Iya Sob. Semoga kita juga bisa menjadi orang yang berguna... :)
Reply