Air Tanah

       Apabila air hujan jatuh, sebagian mengalir ke tempat-tempat yang rendah. Sebagian lain meresap ke dalam tanah. Pada kedalaman tertentu air akan sampai pada batas teratas air tanah. Jika kita mengeruk tanah sampai batas ini, kita akan mendapatkan air.
       Pada bagian tertentu air tidak dapat terus merembes ke dalam tanah. Karena itu didapatkan gejala-gejala sungai di bawah tanah, gaisir, mata air, artosis, dan travertin.

a. Sungai di Bawah Tanah
     
       Di daerah Karst, air di muka bumi sukar didapatkan. Air mudah menerobos ke bagian dalam. Di bagian yang kedap air, air akan berkumpul dan mengalir menjadi sungai di bawah tanah. Air di bawah tanah pada daerah Gunung Kidul Yogyakarta, misalnya terletak 40 meter atau lebih di bawah permukaan tanah. Untuk memanfaatkan air itu dipakai kincir yang memompa air ke atas.



b. Gaisir
     
       Gaisir adalah semburan air yang menyemprot ke atas. Gaisir terjadi apabila air di bawah tanah mengalami pemanasan menjadi uap bersama air keluar tanah. Gaisir juga terjadi apabila di dekat air tanah didapatkan gas.
       Gaisir dengan semprotan air yang tinggi sekali, yang dikenal di Islandia dan Yellowstone Park di Amerika Serikat. Di Indonesia gaisir dikenal di Cisalak dekat pelabuhan ratu.





c. Mata Air
     
       Jika di bawah tanah terdapat lapisan batu-batuan yang dapat menahan air, maka air akan mengalir di atas lapisan batu-batuan itu. kalau lapisan itu terputus, misalnya di lereng gunung, maka air yang keluar disebut sebagai mata air.





d. Air Artois (artesis)
     
        Pada lapisan batu-batuan yang kedap air dan merupakan cekungan, air di bawah tanah dapat berkumpul sebagai cadangan air. Pada tempat yang lebih rendah dan mempunyai hubungan dengan cekungan tersebut, air dapat keluar di  sumur yang disebut sumur artois.

e. Travertin
       Travertin adalah bentuk batu kapur yang didepositkan oleh mata air mineral, terutama air panas. Travertin sering memiliki penampilan berserat atau konsentris dan ada yang berwarna putih, cokelat dan varietas berwarna krem​​     
       Gejala travertin terjadi karena air di bawah tanah di daerah karst yang naik ke atas. Dalam air, sebagian dari gamping terurai dan larut. Jika air ini keluar dari permukaan bumi, gamping itu berubah dalam bentuk CaCO3 dan mengendap pada batuan dan tangkai-tangkai. Travertin yang terkenal terdapat di Kuripan, Ciseeng, utara Bogor, Jawa Barat.
       
       
       

Related Post

Previous
Next Post »